Sumber Gambar |
Dia, orang
yang tidak membicarakanmu di belakang. Dia, bukan orang yang membiarkanmu
berbuat salah. Dia, orang yang menunjukkan di mana letak kesalahanmu. Dia,
orang yang menginginkan dirimu menjadi lebih baik. Dia, orang yang ingin
melihatmu bahagia. Seseorang yang membuatmu bersemangat dalam segala hal. Yah,
dia adalah sahabat. Sahabat, dia manuasia biasa. Tidak telepas dari salah dan
lupa. Itu hal yang lumrah dalam setiap pergaulan manusia. Alangkah baiknya berbesar
hati dan memaafkah jika Sahabat berbuat salah.
Bagaimana
perasaan kita saat mendengar sahabat melakukan pernikahan? Tentu kita seharusnya
kita berbahagia. Namun, ketika kamu kita masih single, akan tumbuh perasaan yang
berbeda. Sebuah perasaan yang membayangi dan mengganjal, bukan tidak bahagia
tapi ada rasa galau melanda. Atau mungkin tepatnya perasaan “takut”.
Untuk
kita yang berusia di atas 25 tahun bahkan mendekati 30 tahun, dan kita saat ini
masih single pasti tahu bagaimana rasanya ditinggal menikah oleh sahabat. Rasa
gelisah, rasa kesepian, rasa khawatir, dan rasa lain yang bercamur aduk bahkan
kita sendiri bingung untuk mengungkapkan. Memang sepertinya egois, namun
begitulah fakta. Sahabat, dia yang ada dalam suka dan duka, betukar cerita, dan
selama ini menjadi teman dalam menjalani hari-hari. Dan saat seorang sahabat
menikah, saat-saat itulah waktu yang sangat membahagiakan.
Tak
bisa dipungkiri, terkadang kita akan
merasa tidak terima saat sahabat kita menikah terlebih dahulu dan menjadi hak
orang lain sepenuhnya. Rasa iri? Mungkin juga rasa cemas, khawatir dan takut
akan kesendirian. Apakah kamu juga merasakan hal-hal seperti itu ketika
sahabatmu menikah terlebih dahulu?
Kita
tidak perlu malu mengakuinya, memang perasaan-perasaan semacam itu pasti sering
muncul. YANG MENIKAH SIAPA YANG DEG-DEGAN SIAPA, itulah perasaan yang saya
alami. Untuk itu ada bebebapa tips yang mungkin bisa dipraktekkan agar
mengurangi rasa yang campur aduk seperti di atas :
1. Kesadaran
diri
Rasa kehilangan sahabat mungkin sangat terasa. Ketika orang yang
menemani kita menjalani hari harus masuk dalam kondisi kehidupan yang berbeda.
Kita seharusnya sadar, memang seperti itulah tahap kehidupan manusia. Ketika
sahabat menikah, bukan dia meniggalkan kita tapi ada saat di mana seseorang
harus menerima tanggung jawab dan kewajiban yang lebih. Untuk itu kesadaran
2. Menikah
Bukan Penghalang Persahabatan
Ingat! Walaupun sahabat mempunyai kehidupan baru, dia tidak pernah
melupakanmu dan tetap bisa berkomunikasi dengannya dan berkumul suatu saat.
3. Kembangkan
dan Gali Potensi Diri
Setiap manusia mempunyai daya jiwa masing-masing sejak lahir.
Mulai saat ini kita bisa menggali dan mengembangkannya untuk menghindari pikiran
negatif saat ditinggal menikah sahabat. Siapa sangka akan muncul bakat
terpendam kita.
4. Fokus Pada
Cita-cita
Alangkah baikanya jika memanfaatkan waktu dengan baik. Manfaatkanlah kesendirianmu untuk fokus pada
cita-cita. Mungkin ada hal yang belum tercapai dalam hidupmu. Kamu dapat
mewujudkannya mumpung masih single. Namun, meski demikian hal ini bukan berarti
mengesampingkan tentang pernikahan.
5. Temukan
Teman-teman Baru (Move On)
Move on bukan hanya istilah untuk orang yang putus cinta. Mulailah
mencari teman baru dan saling berbagi keceriaan. Ini bukan berarti mengganti
sahabatmu, tapi menambah teman baru. Meski mereka tidak seperti sahabatmu tapi
mereka akan memberikan warna baru. Tidak ada gunanya kamu meratapi kesendiriamu.
6. Mempersiapkan
Diri Menanti Giliran kita Menikah!
Ini adalah hal penting. Perlu dingat bahwa menanti itu bukanlah
hal yang membosankan jika tahu apa saja dan apa yang seharusnya kita lakukan
selama penantian. Banyak hal yang bisa kamu lakukan saat ini untuk memperbaiki
diri agar kelak seseorang itu datang menjemput, kita sudah siap untuk meraih kebahagiaan
bersamanya.
Semoga
kebahagiaan selalu menyertai kita semua.
0 Comments