Teori Intelegensi


Teori Intelegensi. Perkembangan merupakan perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung, baik itu fisik maupun psikis. Ada beberapa sapek yang mempengaruhi perkembangan. Aspek-aspek tersebut meliputi :
1.      Fisik
2.      Intelegensi
3.      Emosi
4.      Bahasa
5.      Sosial
6.      Kepribadian
7.      Moral
8.      Kesadaran beragama

 Dalam coretan berikut, tidak akan dibahasa secara keseluruhan tetapi hanya dari Aspek Intelegensi yang hanya terbatas pembahasan pengertian dan teori-teori intelegensi. Berbicara tentang Intelegensi, berarti kita bukan berbicara masalah hal yang bersifat kebendaan. Intelegensi berkaitan erat dengan suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Dalam mengartikan intelegensi ada beberapa definisi dari beberapa sumber dan beragam. Diantaranya :
1.  Wikipedia, Intelegensi adalah keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi pada, dan belajar dari, pengalaman hidup sehari-hari.
2.    C.P. Chaplin (1975), Intelegensi itu sebagai kemapuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
3.  Anita E. Woolfolk (1995), mengemukakan Intelegensi merupakan satu atau beberapa kemampuan untuk memecahkan dan menggunakan pengetahuan dalam rangka memecahkan masalah dan beradaptasi dengan lingkungan.
4.   Raymon Catel dkk (Kimble dkk, 1980), mengklsifikasikan Intelegensi ke dalam dua kategori yaitu
a.    Fluid Intelligence yaitu tipe kemampuan analisis kognitif yang relative tidak dipengaruhi oleh pngelaman belajar sebelumnya
b.  Crystallized Intelligence yaitu keterampilan-keterampilan atau kemampuan nalar (berfikir) yang dipengaruhi oleh pengalaman belajar sebelumnya.

Selain itu ada beberapa Teori Intelegensi dari beberapa ahli yaitu
1.      Teori Two Factor
Teori ini dikemukakan oleh Charles Spearman (1904). Charles berpendapat bahwa intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode “g” (general factor) dan kemampuan khusus yang diberi kode “s” (specific factor). Setiap individu memiliki kedua kemampuan ini yang keduanya menentukan penampilan perilaku mentalnya.

2.      Teori Primary Mental Abilities
Teori ini dikemukana oleh Thurstone (1938). Dia berpendapat bahwa intelegensi merupakan penjelmaan dari kemampuan primer yaitu
a.            kemampuan berbahasa (verbal comprehension)
b.            kemampuan mengingat (memory)
c.            kemampuan nalar atau berfikir logis (reasoning)
d.            kemampuan tilikan ruang (spatial factor)
e.            kemampuan bilangan (numerical ability)
f.              kemampuan menggunakan kata-kata (word fluency)
g.            kemampuan mengamati dengan cepat dan cermat (perpectual speed)
3.      Teori Multiple Intelligence
Ada 2 tokoh yang mengemukakan teori ini yaitu J.P. Guilford dan Howard Gardner. Guilford berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga kategori dasar (faces of intellect) yaitu
a.            Operasi Mental (Proses berfikir) : kognisi, memory retention, memory recording
b.            Content (Isi yang difikirkan) : visual, auditory, word meaning, symbolic, behavioral
c.            Product (hasil berfikir) : unit, kelas, relasi, system, transformasi, implikasi
Sedangkan Howard Gardner (1993), membagi intelegensi menjadi 7 (tujuh) yaitu logical-mathematical, linguistic, musical, spatial, bodily kinesthetic, interpersonal, intrapersonal.

4.      Teori Triachic of Intelligence
Teori ini dikemukakan oleh Robert Stenberg (1985, 1990). Teori ini merupakan pendekatan proses kognitif untuk memahami intelegensi. Stenberg mengartikan suatu “deskripsi tiga bagian kemampuan mental” yang menunjukkan tingkah laku inteligen. Tiga bagian kemampuan mental tersebut yaitu :
a.            Proses Mental (berfikir)
b.            Coping with new experience
c.            Adapting to environment
Dengan kata lain bahwa tingkah laku inteligen itu merupakan hasil (produk) dari penerapan strategi berfikir, mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat, dan penyesuasian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.

Demikianlah SekedarCoretanQ kali ini. Semoga bermanfaat.

Post a Comment

0 Comments