Mengenal Pohon Sukun



 Jika mendengar kata sukun, mungkin beberapa orang ada yang belum tahu bahkan belum pernah mendengarnya. Tetapi tak sedikit pula yang mengetahuinya dengan jelas. Sukun merupakan sejenis pohon dengan buah tidak berbiji dan memiliki bagian empuk. Buah sukun seringkali dijadikan makanan camilan setelah dimasak atau digoreng. Karena itu orang-orang Eropa mengenalnya dengan nama ”buah roti” (breadfruit). Sukun merupakan tanaman MPTS (Multi Puorpose Three Species) karena tanaman ini memeliki fungsi cukup banyak. Selaian fungsi rehabilitasi lahan, fungsi lain tanaman ini adalah sebagai cadangan pangan sehingga bisa mengurangi ketergantungan terhadap beras. Sukun sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Buahnya biasa dijadikan sebagai makanan kecil. Harganya pun juga tidak terlalu mahal sehingga menjadikan buah suku sebagai makanan kecil yang banyak dijajakan pedagang.
Pohon sukun diperkirakan berasal dari kepulauan Nusantara sampai Papua. Pohon ini mengikuti migrasi suku-suku Austronesia sekitar 2000 tahun sebelum masehi, kemudian tanaman ini menyebar ke pulau-pula pasifik. Menurut sejarah diperkirakan pada masa perdagangan rempah di akhir zaman Majapahit, sukun mulai menyebar ke Jawa dari Maluku. Karena pengaruh kolonisasi bangsa-bangsa Eropa, pohon sukun ini menyebar ke barat antara tahun 1750 – 1800 seperti Malaysia, India, Mauritius dan pada taun 1899 tiba di Afrika. Pohon sukun sangat menyukai iklim tropis dengan suhu 20-40 derajat celsius, curah hujan 2000-3000 mm pertahun dan tempat yang lembab serta lebih cocok pada dataran rendah dibawah 600 m dpl.


Sukun mempunyai nama ilmiah artocarpus altilis dan orang Belanda menyebut buah sukun broodvrucht. Pohon sukun merupakan pohon yang tinggi bisa mencapai 30 meter walaupun dipedesaan sering kita lihat hanya beberapa meter saja. Buah sukun merupakan sumber karbohidrat diberbagai kepulauan di daerah tropis terutama di Pasifik dan Asia Tenggara. Sukun dapat dimasak utuh maupun dipotong-potong terlebih dahulu baru digoreng, direbus, disangrai atau dibakar. Di pulau-pulau Pasifik, kelebihan panen buah sukun akan dipendam dalam lubang tanah dan dibiarkan bebrapa minggu lamanya sehinggan berubah menjadi pasta mirip keju yang awet, bergizi dan dapat dibuat semacam kue panggang. Buah sukun juga dapat dijadikan keripik dengan cara diiris tipis dan digoreng.
Pohon sukun dapat berbuah hingga 200 buah pertahun. Berat buanya berkisar antara 400 – 1200 gram. Namun ada pula varietas dengan berat buah mencapai 5 kg. Nilai energi buah sukun antara 470-670 kilojoule per 100 gr. Tidak mengherankan bila sukun menarik minat para penjajah dulu yang mengimpor tanaman ini ke dari Tahiti ke Amerika Tropis (Karibia) sekitar akhir tahun 1780 untuk menghasilkan makanan murah bagi para budak disana. Daging buah sukun yang dikeringkan dapat dijadikan tepung.


Selain buahnya, pohon sukun juga mempunyai beberapa manfaat antara lain :
  1. Daunnya dapah dijadikan pakan ternak
  2. Kulit batangnya menghasilkan serat bagus yang pada jaman dahulu dijadikan sebagai bahan pakaian lokal
  3. Getahnya digunakan untuk menjerat burung, menambal perahu, atau sebagai bahan dasar pembuat permen karet.
  4. Kayu pohon sukun yang berpola bagus, ringan dan cukup kuat sering kali dijadikan sebagai bahan pembuatan peralatan rumah tangga dan membuat perahu.

Post a Comment

0 Comments