Mengenal Sinusitis Secara Sederhana



 

Sebelum mengenal lebih jauh tentang penyakit Sinusitis, alangkah baiknya kita terlebih dahulu tahu tentang asal namanya penyakit ini. Sinusitis berasal dari bahasa latin yang secara sederhana terdiri dari 2 kata yaitu Sinus dan Itis. Sinus adalah rongga udara yang terdapat pada bagian padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah sedangkan Itis berarti Peradangan. Jadi Sinusitis yang secara bahasa awam dapat dikatakan sebagai peradangan yang terjadi pada rongga udara yang berada disekitar wajah. Sinus itu sendiri berfungsi untuk memperingan tulang tenggkorak.


Sinus sering pula disebut dengan sinus paranasalis. Rongga ini (baca:sinus) berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Macam-macam sinus tersebut adalah
1.      sinus maksilaris ( terletak di pipi)
2.      sinus etmoidalis ( kedua mata)
3.      sinus frontalis (terletak di dahi)
4.      sinus sfenoidalis ( terletak di belakang dahi)

Dinding sinus dibentuk oleh sel-sel yang menghasilkan cairan mukus. Udara yang masuk ke dalam sinus melalui ostia yaitu sebuah lubang kecil yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung. Jika lubang ini (ostia) buntu oleh karena suatu sebab, maka terjadi gangguan aliran udara dari dan ke rongga sinus sehingga cairan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak bisa dikeluarkan. Hal inilah yang menjadi penyebab utama dari Sinusitis. Penyebab lain dari buntunya ostia adalah tumor dan trauma. Drainase cairan mukus keluar dari rongga sinus juga bisa terhambat akibat pengentalan cairan mukus itu sendiri. Penyebab pengentalan cairan mukus tersebut seperti akibat pemberiaan obat antihistamin dan penyakit fibro kistik. Apabila cairan mukus yang terakumulasi di rongga sinus ada dalam jangka waktu lama merupakan tempat yang nyaman bagi hidupnya bakteri, virus dan jamur. Oleh karena itu banyak orang yang menyebutkan Sinusitis disebabkan oleh infeksi virus, jamur dan bakteri.
 



Sel-sel penghasil cairan mukus memiliki rambut halus yang disebut silia. Rambut halus ini (silia) selalu bergerak mendorong cairan mukus keluar dari rongga sinus. Salah satu hal yang dapat menyebabkan rusaknya rambut halus ini adalah asap rokok. Maka apabila anda seorang perokok tidak ada salahnya meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit sinusitis ini. 
Sinusitis dari berbagai sumber yang saya dapat, dibedakan menjadi tiga tipe besar yaitu :
1.      Berdasarkan lamanya penyakit
a.      Sinusitis akut, bila lamanya penyakit kurang dari 30 hari
b.      Sinusitis subakut, bila lamanya penyakit antara 1 bulan sampai 3 bulan
c.      Sinusitis kronis, bila penyakit ini diderita lebih dari 3 bulan
2.      Berdasarkan jenis peradangan yang terjadi
a.     Infeksi yaitu sinusitis yang disebabkan oleh virus. Walaupun pada beberapa kasus ada pula yang disebabkan oleh bakteri.
b.      Non infeksi yaitu sinusitis yang sebagian besar disebabkan oleh alergi dan iritasi bahan kimia
3.      Berdasarkan penyebabnya
a.  Rhinogenik (penyebab kelainan/masalah di hidung), sinusitis ini disebabkan karena adanya suatu sumbatan pada hidung. Termasuk flu, rhinitis alergi (pembengkakan pada lapisan hidung), polip hidung (pertumbuhan kecil di lapisan hidung), dan septum menyimpang (pergeseran di rongga hidung)
b.   Dentogenik atau Odontogenik (penyebabnya kelainan gigi), sinusitis ini disebabkan karena infeksi pada gigi geraham atas (pre molar dan molar)


Penyakit sinusitis dapat dikenali dari beberapa gejala. Gejala sinusitis yang paling umum adalah nyeri pada daerah wajah, sakit kepala, tenggorokan sakit, rasa sesak dirongga hidung, keluar ingus bening dan demam bahkan hampir seperempat (25%) dari pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan sinusitis yang diderita. Gejala lainnya berupa wajah pucat, perubahan warna pada ingus, hidung tersumbat, nyeri menelan, dan batuk. Beberapa pasien akan merasakan sakit kepala yang bertambah hebat apabila kepala ditundukan ke depan. Pada sinusitis yang disebabkan alergi, maka si penderita akan mengalami gejala lain yang berhubungan dengan alerginya misalnya gatal pada mata, dan bersin-bersin.

Selanjutnya untuk mendiagnosa penyakit ini (Sinusitis), sebagian besar sudah dapat didiagnosa hanya berdasarkan pada riwayat keluhan pasien serta pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. Untuk hasil yang lebih akurat adalah dengan pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI tetapi biaya yang dikeluarkan cukup mahal. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya gejala kemerahan dan pembengkakan pada rongga hidung, ingus mirip nanah, serta pembengkakan disekitar mata dan dahi. Pemeriksaan menggunakan CT Scan dan MRI baru diperlukan apabila sinusitis gagal disembuhkan dengan pengobatan awal. Ada cara yang dapat dilakukan adalah Rhinoskopi, yaitu sebuah cara untuk melihat langsung ke rongga hidung yang diperlukan guna melihat lokasi sumbatan ostia. Kadang-kadang juga diperlukan penyedotan cairan sinus untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan jenis infeksi apa yang terjadi pada sinus.

 
Untuk mengobati penyakit ini, apabila sinusitis disebabkan oleh virus maka tidak diperlukan pemberian antibiotika. Obat yang biasa diberikan untuk sinusitis virus adalah penghilang rasa nyeri seperti dekongestan dan parasetamol. Tetapi bilan Sinusitis infeksi bakteri umumnya diobati dengan menggunakan antibiotika. Pemilihan antibiotika untuk mengobati penyakit ini pun juga harus berdasarkan jenis bakteri yang menyerang. Lima jenis bakteri yang paling sering menginfeksi sinus adalah Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes. Antibiotika yang dipilih harus dapat membunuh kelima jenis bakteri ini.

Beberapa pilihan antiobiotika yang dapat menjadi alternatif antara lain amoxicillin, cefaclor, azithromycin, dan cotrimoxazole. Jika tidak terdapat perbaikan dalam lima hari maka perlu dipertimbangkan untuk memberikan amoxicillin plus asam klavulanat. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 10 sampai 14 hari. Pemberian dekongestan dan mukolitik dapat membantu untuk melancarkan drainase cairan mukus. Pada kasus kasus yang khronis, dapat dipertimbangkan melakukan drainase cairan mukus dengan cara pembedahan.

Sinusitis juga seperti penyakit lain yang memiliki komplikasi. Memang komplikasi yang serius jarang terjadi namun kemungkinan yang paling gawat adalah penyebaran infeksi ke otak yang dapat membahayakan kehidupan. Untuk itu jika terserang penyakit ini (Sinusitis) segera obati secara dini karena pengobatan yang tepat akan mampu sembuh dengan baik. Selain itu segeralah ke dokter jika menjumpai gejala-gejala sinusitis.
Demikian sedikit tulisan mengenai Mengenal Sinusitis Secara Sederhana, semoga bermanfaat.

Post a Comment

0 Comments