Seputar Kejawen dan Javanisme



kejawen
Pada masyarakat umum istilah kejawen sudah banyak dikenal dan didengar. Tetapi masih banyak orang yang belum mengerti walaupun dia orang Jawa asli. Hal ini disebabkan semakin majunya jaman dan teknolosi serta dipengaruhi oleh budaya-budaya asing. Pada dasarnya istilah kejawen adalah Javanisme. Kejawen secara umum dianggap suatu cap untuk menggambarkan unsur-unsur kebudayaan Jawa yang dianggap sebagai hahikat Jawa dan yang mendefinisikannya sebagai suatu kategori khas. Javanisme merupakan agama beserta pandangan hidup orang Jawa yang menekankan ketentraman batin, keselarasan dan keseimbangan, Sikap nrimo (menerima) terhadap segala peristiwa yang terjadi sambil menempatkan individu di bawah masyarakat dan menempatkan masyarakat di bawah alam semesta. (Yana MH : 2012). 

Diperkirakan unsur-unsur ini berasal dari masa Hindu-Budha dalam sejarah Jawa yang berbaur dengan suatu filsafat yang merupakan suatu sistem khusus dari dasar bagi perilaku kehidupan manusia. Sistem pemikiran Javanisme terdapat lengkap pada dirinya yang berisikan kjosmologi, mitologi, seperangkat konsepsi yang pada hakikatnya bersifat mistik dan sebagainya. Ciri khas Jawa tersendiri merupakan suatu sistem gagasan mengenai sifat dasar manusia dan masyarakat yang pada gilirannya menerangkan etia, tradisi, dan gaya Jawa.
Javanisme memberikan suatu alam pemikiran secara umum sebagai suatu badan pengetahuan yang menyeluruh yang dipergunakan untuk menafsirkan kehidupan sebagaimana adanya dan rupanya. Jadi ekjawen bukanlah suatu kategori keagamaan tetapi menunjukkan kepada suatu etika dan gaya hidup yang diilhami oleh cara berfikir Javanisme.
Dasar pandangan hidup orang Jawa merupakan pendapat bahwa tatanan alam dan masyarakat sudah ditentukan dalam segala segi. Mereka menganggap bahwa pokok kehidupan dan status dirinya sudah ditetapkan, nasibnya sudah ditentukan sebelumnya jadi mereka harus menjalani dan menanggung kesulitan hidup dengan sabar. Anggapan ini berhubungan erat dengan kepercayaan pada bimbingan adikodrati dan bantuan dari roh nenek moyang yang dianggap seperti Tuhan sehingga menimbulkan perasaan keagamaan dan rasa aman.
Kejawen dapat diungkapkan secara baik oleh orang yang mengerti tentang rahasia Kebudayaan Jawa. Kejawen serignkali diwakili dengan baik oleh golongan elite priyayi lama dan keturunannya yang menegaskan bahwa kesadaran akan budaya sendiri merupakan gejala tersebar luas dikalangan masyakat Jawa. Kesadaran tersebut seringkali menjadi sumber kebanggan dan identitas kultural. Orang-orang inilah yang memelihara warisan budaya Jawa secara mendalam sebagai Kejawen.
Pola pikir masyarakat Jawa sangatlah berbeda dengan masyarakat barat. Jika masyarakat barat filsafat dikaitkan dengan mempelajari ilmu itu sendiri sedangkan pada masyarakat Jawa filsafat itu dikaitkan dengan mencari kesempurnaan hidup. Pada filsafat Jawa ditekankan pada perilkau untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini berarti menjelaskan bahwa filsafat Jawa tidak mudah untuk dipahami karena dalam analisanyha diperlukan pola pikir kebatinan yang benar-benar kuat. Tetapi cara berfikir filosofi masyarakat Jawa belum dihimpun menjadi suatu sistem filsuf. Rentangan pola pikir masyarakat Jawa masih sangat luas karena masih dituliskan dan digambarkan dalam berbagai karya sastra dan budaya Jawa bahkan termasuk ritual-ritual Jawa.
Dalam masyarakat Jawa dikenal ada 3 falsafah hidup orang Jawa yaitu :
1.      Sangkan paraning dumadi
2.      Manunggaling Kawula Gusti
3.      Memayu Hayuning Bawana
Orang Jawa Kejawen menganggap bertapa adalah suatu hal yang penting dalam hidup. Yang bisa diartikan bahwa orang yang dapat menjalankan kehidupan yang ketat dan disiplin tinggi serta mampu menahan hawa nafsu aakan mencapai tujuan-tujuan penting dalam hidupnya. Pada umumnya bertapa/meditasi dilakukan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.

Post a Comment

0 Comments