Makna Peribahasa Bagian Kedua




Seperti badak makan anaknya
Orang tua yang tega mencelakakan anaknya

Berat dapat dimiliki, hati tak dapat dimiliki
Seseorang yang tak mencintai kekasihnya karena belum bisa melupakan kekasih dahulu

Biarpun badan penat asalkan hati senang
Biarpun hidup susah tapi dapat merasakan kebahagiaan

Bila pandai menggulai, badar menjadi tenggiri
Untuk mencapai sesuatu harus berusaha

Bagai mengail kucing hanyut
Mengerjakan sesuatu yang tidak bermanfaat

Bagai mengayuh biduk hilir
Seseorang bahagia sebab diberi pekerjaan yang sesuai bidangnya

Bagai menyurat di atas air
Menyelesaikan suatu pekerjaan tetapi tidak ada artinya

Bagai minum air bercacing
Menyelesaikan pekerjaan dengan terpaksa karena tidak menyukainya

Bagai parang bermata dua
Keuntungan bisa diambil dari kedua belah pihak


Bagai perahu tak berkemudi
Seperti negara tidak mempunyai pemimpin

Bagai empedu lekat dihati
Sesuatu yang seimbang dan tidak mudah dipisahkan

Besar kayu besar bahannya
Besar pendapatan besar pula pengeluarannya

Bungkam seribu bahasa
Saat ditanya tak mau menjawab sedikit pun

Bahasa menunjukkan bangsa
Gaya bahasa seseorang dapat menunjukkan asal usulnya

Lebih baik berputih tulang daripada berputih mata
Lebih baik ditinggalkan daripada ditunggu

Memikul di bahu menjinjing di kepala
Semua yang akan dikerjakan hendaknya direncanakan dulu

Tangan mencencang bahu memikul
Hanya orang yang bersalah yang akan diberi hukuman

Jangan mengukur baju orang di badan sendiri
Jangan mengukur derajat seseorang dengan diri sendiri

Dibakar tak hangus direndam tak basah
Orang yang sulit dinasehati

Bakar tak berapi
Orang yang berpura-pura

Bakar air ambil abunya
Yang diinginkan sangat janggal jadi sulit mencapainya

Bagai baling-baling mendapat angin
Orang yang tidak memiliki pendirian tetap

Bagai baling-baling di atas gunung
Orang yang sedang kebingungan

Hati bagai baling-baling
Hatinya merasa khawatir/was-was

Seperti pohon bambu ditiup angin
Perasaan yang tidak menentu

Menjemur bangkai di atas bukit
Menceritakan kejelekan yang dilakukan orang lain

Bangkai gajah bolehlah ditutup dengan nyiur
Kejahatan besar tidak mudah ditutupi begitu saja

Lepas bantal berganti tikar
Seorang lelaki yang menikah dengan saudara istrinya yang telah meninggal

Bapak burik anak tentu rintik
Sifat orang tua pasti menurun pada anaknya

Bapak bergendang anak menari
Tingkah laku anak yang meniru orang tuanya

Bagai duduk di atas bara
Sedang dalam kebingungan; serba salah

Genggam bara api biar jadi arang
Bersabarlah dalam mengerjakan pekerjaan sulit

Mandi tak basah
Pekerjaan yang tidak diselesaikan

Bagai pinang sebatang
Orang yang tidak mempunyai sanak saudara

Banyak habis sedikit sedikit sedang
Banyak sedikitnya kebutuhan seseorang tergantung banyak sedikitnya pengeluaran

Banyak udang banyak garamnya, banyak orang banyak ragamnya
Setiap orang tidak sama kesukaannya

Lempar batu sembunyi tangan
Orang yang tak mau bertanggungjawab atas perbuatannya

Mencampakkan batu keluar
Orang yang lebih mengutamakan orang lain daripada dirinya sendiri

Batu pun empuk, jangankan hati manusia
Nasehat yang lemah lembut yang mampu melunakkan hati

Jauh bau bunga dekat bau tahi
Jika dekat saling bertengkar jika jauh merindukan

Bau busuk tiada berbangkai
Dituduh melakukan kesalaha tapi tidak ada bukti

Baunya setahun pelayaran
Orang yang berbuat baik akan dikenang walaupun sudah meninggal

Bakar tiada berbau
Tidak percaya atas cerita orang lain

Bayang-bayang disangka tubuh
Mengharapkan sesuatu di luar kemampuannya

Bayang-bayang sepanjang jalan, selimut sepanjang tubuh
Pengeluaran harus sesuai penghasilan

Bagai beban sudah dipintu
Melakukan sesuatu yang hampir selesai

Ibarat beban belum terlepas dari bahu
Seorang anak yang masih bergantung pada orang tua


Post a Comment

0 Comments