Sumber Gambar |
Model pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah
memanfaatkan alat indra yang dimiliki siswa. Pembelajaran dengan model
pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK) adalah suatu pembelajaran yang
memanfaatkan gaya belajar setiap individu dengan tujuan agar semua kebiasaan
belajar siswa akan terpenuhi.
Model pembelajaran ini menganggap bahwa
pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan potensi siswa yaitu manfaatkan
potensi siswa yang dimiliki dengan melatih dan mengembangkannya. Istilah
tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekuivalen dengan
kinesthetic.
Jadi model pembelajaran Visual Auditori
Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran yang mengkombinasikan ketiga gaya
belajar (melihat, mendengar, dan bergerak) setiap individu dengan cara
memanfaatkan potensi yang telah dimiliki dengan melatih dan mengembangkannya,
agar semuakebiasaan belajar siswa terpenuhi.
Model pembelajaran visual, auditory, kinesthetic atau VAK adalah model pembelajaran yang menjadikan siswa mudah
memahami materi yang diajarkan guru karena mengoptimalkan ketiga modalitas
belajar tersebut. Pembelajaran dengan model ini mementingkan pengalaman belajar
secara langsung dan menyenangkan bagi siswa. Pengalaman belajar secara langsung
dengan mengingat (visual), belajar dengan mendengar (auditory), dan belajar dengan
gerak dan emosi (kinestethic). Pembelajaran dilaksanakan dengan memanfaatkan
potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung dengan
bebas menggunakan modalitas yang dimilikinya untuk mencapai pemahaman dan
pembelajaran yang efektif. Ketiga modalitas tersebut dikenal dengan gaya
belajar. Adapun gaya belajar tersebut yaitu:
1.
Gaya Visual
(Belajar dengan cara melihat)
Gaya
belajar ini mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat misalnya
warna, hubungan ruang, potret, mental, dan gambar menonjol. Belajar menggunakan
indra mata melalui, mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,
menggunakan media dan alat peraga. Seorang siswa lebih suka melihat gambar atau
diagram, suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video. Bagi siswa yang
bergaya
visual,
yang memegang peranan penting adalah mata atau penglihatan.
Dalam
hal ini metode pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak dititik
beratkan pada peragaan atau media, ajak siswa ke objekobjek yang berkaitan
dengan pelajaran tersebut atau dengan cara menunjukkan alat peraganya langsung
pada siswa atau menggambarkannya dipapan tulis.
Ciri-ciri
siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar visual misalnya lirikan mata ke atas
bila berbicara dan berbicara dengan cepat. Anak yang mempunyai gaya belajar
visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerrti
materi pelajaran. Siswa cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat
dengan jelas. Siswa berfikir menggunakan gambar-gambar di otak dan belajar
lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual seperti diagram, buku
pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas anak visual lebih suka mencatat
sampai detil-detilnya untuk mendapatkan informasi.
2. Gaya Auditori (belajar dengan cara mendengar)
Belajar
dengan mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat,
gagasan, menanggapi dan beragumentasi. Seorang siswa lebih suka mendengarkan
kaset audio, ceramah-kuliah, diskusi, debat, dan instruksi (perintah) verbal.
Alat perekam sangat membantu pembelajaran pelajar tipe auditori.
Ciri-ciri
siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar auditori misalnya lirikan mata
ke arah kiri atau kanan, mendatar bila berbicara dan sedang-sedang saja. Untuk
itu, guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya hingga ke alat pendengarannya.
Anak yang mempunyai gaya belajar auditori dapat belajar cepat dengan
menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak
auditori mencerna makna yang disampaikan melalui tone, suara, pitch (tinggi
rendahnya), kecepatan berbicara, dan hal-hal auditori lainnya. Informasi
tertulis terkadang mempunyai makna yang minim bagi anak auditori. Anak-anak seperti
ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca teks dengan keras dan
mendengarkan kaset.
Dalam
merancang pelajaran yang menarik bagi saluran auditori yang kuat dalam diri
pembelajar, carilah cara untuk mengajak mereka membicarakan apa yang sedang
mereka pelajari. Suruh mereka menerjemahkan pengalaman mereka dengan suara.
Mintalah mereka membaca keras-keras secara dramatis jika mereka mau. Ajak
mereka berbicara saat mereka memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan
informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan
pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka
sendiri.
3.
Gaya belajar
Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Belajar
melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Seorang siswa lebih suka
menangani, bergerak, menyentuh dan merasakan atau mengalami sendiri gerakan
tubuh (aktivitas fisik). Bagi sisiwa kinestetik belajar itu haruslah mengalami
dan melakukan. Ciri-ciri siswa yang lebih dominan memiliki gaya belajar
kinestetik misalnya lirikan mata ke bawah bila berbicara dan berbicara lebih
lambat. Anak seperti ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar
ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
1 Comments
terimaksih atas artikelnya sangat membantu untuk memahami metode vak
ReplyDelete