Burung Kokokan Desa Petulu Bali


burung kokokan bali
 
Pulau Bali memiliki pesona yang kuat dengan keindahan alam dan pantainya. Banyak sekali daerah-daerah yang menarik lengkap dengan segala keunikan serta keelokannya yang dapat dijadikan salah satu tujuan wisata bagi anda jika berlibur ke Bali. Gianyar adalah nama sebuah kabupaten di Bali. Letaknya bersebelahan dengan Kabupaten Bangli di sisi utara dan Kabupaten Klungkung di sisi timur. Sedangkan di bagian selatan, Kabupaten Gianyar berbatasan dengan Kota Denpasar dan di bagian barat berbatasan dengan Kabupaten Badung. Gianyar memiliki bentang alam yang lengkap mulai dari laut di sebelah selatan, sungai, dan kawasan perbukitan. Pantainya memang tidak berpasir putih meskipun sebagian besar bentuknya landai sehingga cocok untuk lokasi wisata. Kabupaten ini juga memiliki 13 sungai yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata.



burung kokokan bali
Untuk orang yang mempunyai hobi “bird watching” maka Di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar ada sebuah desa yang sebaiknya dikunjungi. Desa ini adalah habitat terbaik bagi burung Kokoan atau Bangau Putih. Petulu adalah sebuah Desa di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar berjarak sekitar 5 Kilometer dari pusat kota Ubud yang menjadi rumah atau tempat berkumpulnya ratusan burung Kokoan atau bangau putih. Desa Petulu disebut juga Desa Kokoan karena Desa ini memiliki pesona alam yang luar biasa dengan ratusan burung Kokoan atau Bangau Putih yang berterbangan diangkasa dan hidup nyaman diatas pohon-pohon pelindung yang ada disepanjang jalan desa ini. Burung-burung Kokoan ini datang ke Desa Bulan November sampai dengan Maret untuk membuat sarang, bertelur dan menetaskan telurnya, pada Bulan April anak burung sudah mulai terbang dan mencari makan hingga populasinya berkurang disiang hari dan kembali ke Desa Petulu pada pukul 6 sore waktu setempat. Tampak keselarasan dalam kehidupan di Desa petulu ini antara manusia dan alam.


burung kokokan bali
Menurut cerita, konon pada tahun 1965 dimana pada waktu itu jumlah burung Kokoan hanya beberapa ekor saja, burung ini banyak diburu oleh manusia. Mereka datang ke Desa Petulu untuk menangkap dan memakan burung ini, namun anehnya mereka kembali datang ke Desa Petulu untuk memberitahukan pada masyarakat desa bahwa mereka didatangi oleh mahluk hitam besar baik itu dimimpi dan dikenyataan, berdasarkan hal tersebut maka dibuatlah upacara permintaan maaf dipura setempat, pada saat upacara dilaksanakan pendeta disana mengalami kerasukan dan mengatakan bahwa burung-burung Kokoan atau Bangau tersebut adalah pengawal Ida Betara (Dewa). Sejak saat itu burung-burung Kokoan tidak lagi diburu dan hidup aman serta damai berdampingan dengan warga sekitar. Banyaknya burung Kokoan yang datang menjadi pertanda bagi warga akan kemakmuran desa, sebab kotoran burung ini dapat dijadikan pupuk yang menyuburkan kembali sawah masyarakat Desa Petulu. 
Tidak banyak yang mengira bahwa tidak jauh dari keramaian kawasan wisata Ubud bersarang kawanan burung kuntul/bangau, atau dalam nama lokalnya burung Kokokan, yang jumlahnya mencapai angka ribuan. Burung Kokokan merupakan satwa dalam ekosistem perairan, yang biasa ditemukan di danau, pantai, rawa, maupun hutan mangrove. Kawasan ini bukanlah berupa sebuah ekosistem yang kompleks, hanya merupakan bagian kecil dari sebuah megaekosistem Pulau Bali, dimana ditempat ini dengan berbagai unsur yang ada di dalamnya menjadi ‘tempat pulang’ bagi burung migran yang daya jelajahnya cukup luas tersebut.


burung kokokan bali

Kokokan merupakan burung yang telah mengalami kelangkaan, beberapa spesies famili burung ini sudah termasuk ke dalam daftar satwa liar yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990, tertuang dalam PP No.7 tahun 1999. Ada bulan-bulan dimana kawanan burung ini melakukan pengembaraan, namun akan kembali ke Desa Petulu pada bulan-bulan berbiaknya, membuatkan sarang, bertelur, dan membersarkan anaknya hingga sanggup terbang.
Bangau atau Ibis atau bahasa Bali-nya KOKOKAN hidup dengan damai di pohon-pohon yang ada di desa Petulu tanpa diganggu sedikitpun. Kokoan disini berjumlah lebih dari puluhan ekor meskipun Desa Petulu kini mulai berubah dengan pembangunan yang semakin pesat. Belum diketahui faktor yang menjadikan kawanan burung Kokokan ini akhirnya memilih sekumpulan Pohon di desa petulu ini sebagai tempat bersarangnya. Padahal Desa Petulu ini merupakan kawasan yang cukup padat penduduk. Luas wilayah Desa Petulu adalah 384 Ha dengan Penduduk yang bermukim sebanyak 4.352 jiwa (Profil Pembangunan Desa Petulu Tahun 2003), jadi kepadatan penduduknya rata-rata 450 org/Km2. Unsur-unsur penyusun habitat di desa petulu terdiri dari pepohonan sebagai tempat tinggal (bersarang), juga areal persawahan untuk pencarian pakan anak-anak burung kokokan, sesuatu yang sebenarnya juga banyak ditemukan di wilayah propinsi Bali yang lain.


burung kokokan bali
 Oleh karena kekhasannya tersebut yaitu kondisi ekosistemnya yang didominasi oleh spesies burung Kokokan, maka habitat di Desa Petulu merupakan kawasan esensial yang harus dipertahankan untuk pelestarian satwa burung tersebut. Kawasan esensial adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik didarat maupun diperairan diluar kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai pelestarian spesies tertentu serta ekosistemnya yang juga sebagai wilayah penyangga kehidupan.
Kokokan ini mulai bersarang di desa Petulu sejak th 1965. Jumlahnya hanya sekitar 5 ekor. Beberapa bulan kemudian, jumlahnya mulai bertambah banyak. Burung-burung ini awalnya merupakan burung yang bemigrasi dan akhirnya tinggal di kawasan ini. Awalnya oleh masyarakat sekitar, burung burung ini ditangkap untuk dipelihara atau dipotong untuk dijadikan makanan. Dari sini keanehan terjadi.  Dan mereka yg menangkap burung burung ini selalu datang kembali ke desa dan mengembalikannya.
Struktur populasi burung Kokokan mengalami pergeseran dari waktu ke waktu sejak awal kedatangannya di Desa Petulu. Jumlah total individu dalam populasi Burung Kokokan yang ada di Desa Petulu saat ini mencapai 20.944 ekor (hasil pendataan tahun 2008), angka ini didekati dari jumlah sarang yang ditemukan pada saat pengamatan yaitu 5.236 buah. Burung Kokokan dalam sebuah literatur disebutkan mempunyai telur 4-5 butir, dengan pengamatan secara umum bahwa burung yang menetas dan dapat bertahan hidup rata-rata 2 ekor, maka diperolehlah angka jumlah individu dalam populasi tersebut. 


burung kokokan bali
Sarang tersebut ditemukan pada 224 batang pohon dan tanaman yang berada di kiri-kanan jalan Desa sepanjang ± 2 km, beberapa di antaranya berada di pekarangan rumah warga. Jenis pohon yang menjadi tempat bersarang tersebut antara lain Bunut (Ficus indica), Cempaka (Mitchelia tjampaka), Kamboja (Plumeria sp.), Nangka (Arthocarpus integra), dll.

Populasi burung kokokan tersebut terdiri dari 6 Spesies yaitu :
1) Kuntul Kerbau (Bulbucus ibis),
2) Kuntul Karang (Egretta sacra),
3) Kuntul Perak (Egretta intermedia),
4) Kuntul Putih Besar (Egretta alba),
5) Kuntul Perak kecil (Egretta garzetta),
6) Blekok Sawah (Ardeola speciosa).

Kondisi aktual menunjukkan Jenis Kuntul Kerbau mendominasi populasi. Dominasi ini terjadi pada hampir semua pohon tempat bersarangnya. Semua jenis yang disebutkan di atas, kecuali jenis Blekok Sawah (Ardeola speciosa), merupakan jenis-jenis yang telah masuk dalam jenis satwa yang dilindungi undang-undang. Burung Kokokan yg ada di desa Petulu memiliki warna badan putih dengan punggung dan wajah coklat. Waktu paling  ideal melihat kokokan di desa Petulu adalah periode Oktober-Maret dan jangan lupa menaruh  sejumlah uang kecil sebagai donasi terhadap desa di kotak yang telah disediakan. Kita akan sangat beruntung jika bisa melihat kokokan berwarna hitam, karena menurut penduduk desa, jumlah kokokan hitam hanya 2 ekor dan mereka adalah pemimpin dari ribuan kokokan di Petulu yang mendandakan pertanda baik.
burung kokokan bali
Berbicara tentang daya tarik wisata, keunikannya yang merupakan daya tarik wisata berupa eksistensi burung Kokokan ini belum cukup dikelola dan terpublikasikan hingga menarik wisatawan, jika dibanding letaknya yang sangat dekat dengan salah satu pusat hilir mudiknya wisatawan asing di Bali yaitu Ubud. Jika daya tarik wisata ini dapat ditingkatkan, adalah sebuah keniscayaan kesejahteraan masyarakat Desa Petulu akan meningkat. Peningkatan kesejahteraan ini akan menjadi buah manis kepedulian mereka terhadap burung Kokokan yang hidup di dekat mereka.
Tuhan Yang Maha Esa membuat alam beserta isinya lengkap dengan segala keunikan, kelebihan dan pesonanya agar tercipta keselarasan dan kemakmuran. Dengan keseimbangan dalam kehidupan manusia maka akan sempurnalah kehidupan kita di dunia. Maka marilah kita jaga bersama kelestarian alam bersama. ^_^

Post a Comment

1 Comments

  1. Semoga ada yang nambahin keragaman flora dan fauna Indonesia

    ReplyDelete