Tuhan
menciptakan alam semesta ini untuk menunjang kehidupan manusia. Hujan yang
membasahi bumi adalah anugrah bagi manusia untuk memenuhi beragam kebutuhan
hidup, misalnya seperti bercocok tanam, mencuci baju dan sebagainya. Dibalim
fenomena-fenomena alam seperti awan, petir, embun dan lainnya ada sebuah siklus
alam yang patut untuk kita renungkan bersama.
Untuk itu
sedikit coretan ini mungkin bsia membantu kita untuk memahami dan mengenal
beragam kejadian dan fenomena alam disekitar kita. Hal ini tidak lain bertujuan
agar kita lebih mensyukuri keidupan sekaligus menantang kita untuk lebih
mendalami rahasia-rahasia alam. Gejala alam merupakan tanda-tanda pada muka
bumi yang menyebabkan sesuatu. Secara sederhana gejala alam dalam alam semesta
kita dibedakan menjadi 2 (dua) komponen yaitu :
- Komponen Abiotik, merupakan komponen dalam alam semesta yang tidak hidup misalnya udara, air, cahaya, embun dan lainnya.
- Komponen Biotik, merupakan komponen dalam alam semesta yang hidup, misalnya manusia, hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, dan lainnya.
Tulisan ini mungkin singkat
tetapi diharapkan bisa menambah pengetahun dan wawasan kita terhadap fenomena
dan kejadian alam. Disini akan kita bahas dulu 2 gejala alam sebagai berikut :
1. Embun
2. Petir
Marilah
kita bahas satu persatu secara singkat dan sederhana
1. Embun
Embun adalah uap air yang mengalami proses pengembunan-proses berubahnya gas menjadi cairan. Kadang di sela-sela
kaca jendela atau di balik daun. Embun dalam kamus umum bahasa Indonesia
diartikan sebagai titik-titik air yang jatuh dari udara. Secara umum embun
adalah nama yang diberikan untuk bintik-bintik air yang sering menempel pada
daun-daunan dan rumput.
Embun terjadi karena adanya proses ketika udara yang ebrda di dekat
permukaan tanah menjadi dingin mendekati titik dimana udara tidak dapat lagi
menahan semua uap air. Kelebihan uap air itu kemudian berubah menjadi embuh di
atas benda-benda yang berada di dekat tanah. Sepanjang hari benda-benda
menyerap panas dari matahari. Sedangka dimalam hari benda-benda kehilangan
panas tersebut melalui suatu proses yang disebut radiasi termal. Ketika benda-benda di dekat tanah menjadi dingin,
suhu udara disekitarnya juga menjadi berkurang. Udara yang lebih dingin tidak
dapat menahan uap air sebanyak udara yang lebih hangat. Jika suhu udara
bertambah semakin dingin maka akhirnya akan mencapai titik embun. Titik embun
adalah suhu dimana udara masih sanggup menahan uap air sebanyak mungkin. Bila
suhu udara semakin dingin sebagian uap air akan mengembun di atas permukaan
benda terdekat.
Embun terbentuk dengan baik pada malam hari yang cerah dan tenang. Ketika
angin bertiup, udara tidak cukup waktu untuk bersentuhan dengan benda-benda
dingin sehingga membutuhkan lebih banyak waktu untuk menjadi dingin mendekati
titik embun. Ketika langit berawan benda-benda menjadi dingin lebih lama
dikarenakan awan memancarkan kembali panas ke bumi. Embun juga terbentuk baik
ketika kelembaban tinggi.
Embun menguap ketika matahari bersinar dan matahari memanaskan tanah serta
kembali menghangatkan udara. Udara yang lebih hangat dapat menahan uap air
lebih banyak dan embun pun menguap ke dalam udara. Biasanya embun terbentuk
pada titik embun dan kemudian membeku disebut embun beku atau embun putih.
Embun beku terbentuk ketika embun berada di bawah titik beku sehingga mengakibatkan
uap air yang lebih langsung membeku di atas benda-benda dekat tanah.
Embun beku adalah pola dari kristal-kristal es yang terbentuk dari uap air.
Embun beku terbentuk terutam pada malam hari dan tidak berawan ketika suhu
udara turun di bawah 00 C (nol derajat celcius) yang merupakan titik
beku air. Embun beku dan embun dalam proses terbentuknya tidak jauh berbeda.
Kata beku juga bermakna suhu di bawah titik beku yang mungkin bisa membahayakan
tanaman. Pada suhu ini cairan yang berda di dalam sel-sel tanaman membeku dan
mengembang yang menyebankan pecahnya dinding-dinding sel.
2. Petir
Petir, kilat, atau halilintar adalah gejala alam
yang biasanya muncul pada musim hujan di saat langit memunculkan kilatan cahaya sesaat yang
menyilaukan. Beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar yang
disebut guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya
perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir sering terlihat di saat cuaca mendung dan
ketika terjadi hujan maupun badai. Coba
sekali-kali kita perhatikan dimalam hari saat hujan deras langit tiba-tiba
menyala dan tidak lama kemudian muncul suara mengelegar. Suara itu kadang
mengagetkan atau mebuat telingan kita menjadi bising. Kadang kita sampai
menutup telinga dan bersembunyi ditempat yang kita rasa cukup aman. Mengapa?
Karena petir bisa menyambar benda-benda disekitarnya dan ditempat yang tinggi.
Misalnya pohon, tiang listrik, pemancar ataupun antena TV.
Dalam ilmu fisika suatu kilatan petir adalah
cahaya terang yang terbentuk selama pelepasan listrik di atmosfer saat terjadi
hujan atau badai. Petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik
terpisah di atmosfer tetapi masih dalam satu awan atau antara awan dan
permukaan tanah.
Kilat petir terhadi setidaknya dua sambaran. Pada
sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini
bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat
terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertamana ini
mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang
akan disambarnya dan arus kilat kedua bermuatan positif (+) terbentuk dari
jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan. Dua kilat tersebut biasanya
beradu sekitar 50 meter diatas permukaan tanah.
Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara
awan dan permukaan tanah tersebut dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat
kuat dan terang mengalir dari jalur kilat utama menuju ke awan. Perbedaan
tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa
juta volt. Energi yang dilepaskan oleh sambaran petir lebih besar daripada yang
dihasilkan oleh seluruh pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur
di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Panas yang luar
biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkan
seluruh unsur yang ada di muka bumi.
Dalam sebuah majalah pernah mengungkapkan bahwa
petir berarus terbesar terdapat di Indonesia tepatnya di daerah Depok.
Penelitian yang disponsori oelh PLN Cabang Depok pada bulan April dan Juni
tahun 2002 dengan menggunakan teknologi Lighting Position And Tracking System
(LPATS) itu untuk mengenali perilaku petir pada wilayah kota di Jakarta
Selatan. Tidak disangka para peneliti mendapati arus petir negatif (-)
berkekuatan 379, 2 kA (kilo Ampere) dan petir positif (+) mencapai 441,1 kA
(kilo Ampere).
Tidak semua awan menghasilkan petir, hanya awan cumulonimbus
yang menghasilkan petir. Petir terjadi karena adanya pelepasan muatan listrik
dari satu awan cumulonimbus ke awan lainny atau langsung ke Bumi.
Saat kita merenungi semua gejala alam termasuk
embun dan petir, kita akan memahami peristiwa alam ini sebagai sesuatu yang
menakjubkan. Bagaimana sebuah kekuatan luar biasa itu muncul dari pertikel
positif dan negatif yang tidak bisa terlihat oleh mata telanjang. Hal ini
menunjukkan bahwa petir diciptakan dengan sengaja oleh Sang Pencipta agar
manusia dapat berfikir dan bisa memahami alam bukan malah merusaknya serta
mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan.
Kiranya tulisan ini saya sudahi sampai disini
dulu, kalau mungkin ada yang kurang benar mohon dibenarkan karena saya sendiri
juga dalam tahap belajar. Terima kasih.
0 Comments